DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI ISLAM (AL-QUR’AN) DAN PSIKOLOGI BARAT.
A. Manusia dalam Perspektif Psikologi Islam (al-qur’an)
Kajian-kajian islam mengenai manusia telah banyak ditulis oleh para sarjana dengan sudut pandang dan analisis yang cukup beragam, meskipun begitu tetap ada ciri khas yang menyatukanya, yaitu islam memberikan penghargaan tinggi sekali terhadap martabat manusia. Ini terlihat antara lain dari sebutan kehormatan yang di anugrahkan allah kepada manusia sebagai “khalifah di bumi.
Dalam al-qur’an terdapat empat kata atau istilah yang digunakan untuk menunjukan manusia. Pertama, kata ins yang kemudia membentuk kata insan dan unas. Kata “insan” diambil dari kata “uns” yang mempunyai arti jinak, tidak liar, senang hati, tampak atau tidak terlihat, seperti dalam firman allah dalam surat at-tin 95: 4, az-zariyah 51:56, dan al-a’raf 7: 82. kedua basyar yang berarti kulit luar, seperti dalam firman allah dalam surat ali imran 3:79. ketiga, bani adam berarti anak nabi adam, seperti dalam firman allah surat al-a’raf 7: 27. keempat, dzuriyat adam yang berarti keturunan adam, seperti dalam surat maryam 19: 58.
Menurut Acmad Mubarak desain kejiwaan manusia diciptakan tuhan denga sangat sempurna berisi kapasitas-kapasitas kejiwaan, seperti berfikir, merasa dan berkehendak.jiwa merupakan sistem (disebut sistem nafsani) yang terdiri dari subsistem ‘aql, qalb, bashirat, syahwat, dan hawa. Aql merupakan problem solving capacity, yang bisa berfikir dan membedakan yang buruk dan baik. Akal bisa mememukan kebenaran tetapi tidak bisa menentukanya, oleh karma itu kebenaran aql sifatnya relative.Qalb (hati) merupakan perdana mentri dari dari sistem nafsani. Dilah yang memimpin kerja manusia. Ia bisa memahami realita, ketika akal mengalami kesulitan, sesuatu yang tidak rasional masih bisa dipahami oleh qalbu berimplikasi kepada pahala dan dosa. Apa yang sudah dilupakan oleh qalb masuk kedalam memori nafs (alam bawah sadar) dan apa yang sudah dilupakan terkadang muncul dalam mimpi sesuai dengan namanya, qalb sering tidak konsisen. Bashirat, adalah pandangan mata batin sebagai pandangan dari mata kepala. Berbeda dengan qalb yang tidak konsisten kepada kebenaran dan kejujuran. Ia tidak bisa diajak kompromi untuk menyimpang dari kebenaran. Bashirat disebut juga nurani, dari kata nur dalam bahasa indonesia menjadi hati nurani. Menurut konsep tasawuf, bashirat adalah cahaya ketuhanan yang ada dalam hati, nurun yaqdzifuhulloh fil al-qalb, intropeksi, tangis kesadaran, religiositas, good spot, bersumber dari sini. Syahwat adalah motif kepada tingkah laku , semua manusia memiliki shahwat terhadap lawan jenis, bangga terhadap anak-anak menyukai barang berharga, kendaraan bagus, ternak dan kebun. Manusia juga memiliki hawa, hawa adalah sesuatu yang kebanyakan bersumber cenderung tidak baik, misalkan: perilaku kejahatan, marah, frustasi sombong,korupsi dll. Karakteristik hawa adalah ingin segera menikmati apa yang diinginkan tampa peduli kepada nilai-nilai moralitas.
Manusia menurut islam mempunyai kapasitas yang paling tinggi mempunyai kecendrungan untuk deket kepada tuhan melalui kesadaranya, manusia melalui kesadaran diberi kebebasan dan kemedekaan, serta kepercayaan penuh untuk memilih jalanya masing-masing manusia juga adalah mahluk yang dimulyakan tuhan dan diberi kesempurnaan dibandingkan mahluk lainya serta ia pula yang diciptakan tuhan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Al-qur’an juga menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari tanah, para sarjana islam sepakat bahwa manusia merupakan mahluk allah yang terdiri dari dua dimensi, dimensi jasmani dan dimensi ruhani atau jiwa dan raga. Islam tidak hanya memandang manusia dari segi pikiran atau kejiwaanya saja sehingga melupakan segi jasmani, demikian sebaliknya, jasmani mempunyai tuntutan sendiri yang harus dipenuhi agr manusia dapat hidup dangan lurus dan selamat.
B. Manusia dalam Perspektif Psikologi Barat.
Para filsuf Yunani, seperti plato dan aristoteles lebih banyak mencurahkan pandanan tentang manusia kepada soal-soal kejiwaan manusia daripada tentang jasmaninya. Sebab menurut mereka manusia pada hakikatnya adalah hewan yang dapat berbicara, berfikir dan mengerti. Yang membedakan manusia dengan hewan adalah segi kejiwaan yang berupa akal dan pikiran. Berbeda dengan kajian tentang kajian rohani (kejiwaan), di dunia barat, kajian tentang jiwa kurang mendapatkan perhatian dari para sarjana sehingga perkembananya juga kurang begitu pesat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya karna manusia secara kejiwaan mempunyai pembawaan yang berbeda, pengaruh lingkungan yang berbeda, perkembangan, dan pertunbuhan yang tidak sama.
Telah banyak aliran psikologi barat yang telah melahirkan teori-teori tentang manusia, tapi ada empat yang paling dominan:
1. Psikoanalisis sebuah aliran dalam psikologi yang melukiskan manusia sebagai mahluk yang digerakan oleh keinginan-keinginan terpendam (homo valens)
2. Behaviorisme aliran dalam psikologi yang memandang manusia manusia sebagai mahluk yang digerakan oleh lingkungan (homo mechanicus)
3. Psikologi kognitif aliran psikologi yang melihat manusia sebagai mahluk yang melihat manusia sebagai mahluk yang mengorganisasikan dan mengolah stimuli yang diterimanya (homo sapiens)
4. Psikologi humanistik, menggambarkanmanusia sebagai pelaku aktif dalam merumuskan strategi transak-sional dalam lingkungannya (homo ludens)
Dalam pandangan sigmund freud (1273-1356 H/1856-1939 M). kerpibadian manusia terdiri dari tiga sistem, yaitu id,ego, dan super ego. Id adalah bagian paling primitif dan orisinil dalam kerpibadian manusia. Ia merupakan gudang penyimpang kebutuhan kebutuhan manusia mendasar, seperti makan, minum istirahat, atau rangsangan agresifitas dan seksualitas. ‘’the id is the’’it wants me to,’’or the it impels me to,’’portition of the personality. Artinya: ‘’id adalah yang menginginkan saya,’’ atau yang memaksa saya,’’bagian dari kepribadian. Id mencari pemuas dalam realitas eksternal dan bekerja menurut prunsip kenikmatan (pleasure principle). Sementara itu, kebenaran ego adalan untuk membantu id mengadakan kontak dengan realitas.
Subsisten yang kedua adalah ego (das ich) yang berfungsi menjebatani tuntunan id dengan realitas dunia luar. Ego adalah editor antara hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan rasional dan realistik. Ego-lah yang manusia mendudukan hasrat hewaninya dan hidup sebagai wujud yang rasional. Ego bergerak bergerak berdasarkan prinsip realita. Ego (das ich) memiliki prinsip kesadaran . mampu menghayati secara batiniah maupun lahiriah. Das ich menampilkan akal budi pekerti dan pikiran, selalu siap menyesuaikan diri, dan mampu mengendalikan dorongan-dorongan.
Unsur yang terakhir adalah super ego yang berfungsi untuk mengomtrol dan menyensor id agar tidak gitu saja merealisasikan pemuasanya. Super ego dapat diibaratkan kata hati yang terbentuk melalui proses internalisasi yang meliputi larangan dan perintah dari dunia luar yang berhubungan dengan nilai sosial dan nilai moral. Super ego memaksa ego untuk menekan hasrat-hasrat yang berlainan ke alam bawah sadar. Baik id maupun super ego berada di alam bawah sadar manusia. Ego berada ditengan antara memenuhi desakan id dan peraturan super ego. Untuk mengatasi ketegangan , super ego dapat menyerah pada tuntutan id, tetapi bukan berarti dihukum super ego dengan perasaan bersalah. Super ego merupakan zat lebih tinggi yang ada pada diri manusia yang memberikan garis-garis pengarahan etis dan norma-norma yang harus dianut. Salah satu fungsi terpenting dari ueber-ich ialah sebagai hati nurani yang mengkritik dan mengontrlol perbuatan.
REFERENSI
Faizah, effendi muchsin, psikologi dakwah, jakarta: prenada media: 2006
Baharudin, aktualisasi psikologi islam, yogyakarta, pustaka pelajar: 2005
Print halaman ini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments
Posting Komentar