Kasidah jiwa
Sekali lagi, aku tak mampu tahu mengapa Tuhan memisahkan jiwa dari esensinya dan menghiasinya dengan keindahan.
Lalu memberinya kesejukan angin malam, wanginya bunga liar, dan lembutnya cahaya bulan.
Setetes kebahagiaan ia tuangkan lalu berkata : nikmatilah lalu melesatlah menuju masa depan dan lupakan masa lalu.
ia memberi secuil rasa kesedihan dan berkata : hisaplah dan rasakanlah hakikat kehidupan.
Manusia sia-sia berpura-pura mengenakan gaun kerinduan yang disulam para malaikat dengan benang pelangi
Sebongkah keinginan yang mengalir bersama mimpi-mimpi dan berlarian bersama jiwa,
Melupakan janji yang pernah terucap saat bertempat didalam kegelapan yang tak terjalani _cermin sang cahaya,
Saat masih berupa serpihan debu dari kaki zaman, belum tercipta sebagai cerminan dari kematian.
0 comments
Posting Komentar