Paksa Klik Iklan Pada Blogger UNTUK MENUTUP IKLAN

02/11/10


materi bahasa indonsia
Menulis adalah sebuah kegiatan yan menurut sebagian orang menyenangkan namun oleh sebagian orang tidak menyenangkan, hal yang tidak menyenangkan karena penulis tidak memahami syarat menulis yang baik dan benar.
Terutama sekali pada penulisan karya ilmiah yang sangat di tuntut dalam  penggunaan bahasa yang baik dan benar, teknik maupun susunan penulisannya, sehingga untuk sebagian orang kegiatan menulis adalah sangat melelahkan.
Dalam makalah ini penulis akan memngungkapkan  materi dari sarat sarat-karya tulis, penulisan karya tulis, bahasa baku dalam karya ilmiah, kalimat lengkap dan unsur unsurnya,dan kalimat majemuk

Kalimat Dan Unsur-Unsur Pembentuknya
Dalam sebuah kalimat pastilah terdapaat unsur-unsur pembangunnya seperti pada kalimat lengkap. Bagaimana contoh klimat lengkap itu itu?. Dan apa sajakah unsur-unsur pembangunnya? Dan apakah devinisi dan ciri-ciri dari unsur-unsur pembangunnya?
Kalimat lengkap adalah kalimat yang setidaknya terdiri dari gabungan minimal satu buah subyek dan satu buah predikat[1].
contohnya
Ghani membeli nasi
Dalam kalimat dia atas posisi ghani adalah sebagai subjek, membeli sebagai predikat dan, nasi dalam kalimat itu sebagai objek.
Unsur-unsur pembangun kalimat lengkap
1.      subjek
subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di samping unsur predikat. Dengan mengetahui ciri-ciri subjek secara lebih terperinci, kalimat yang dihasilkan dapat terpelihara strukturnya. Adapun cirri-cirinya adalah sebagai berikut :
l  Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa
Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan apa atau siapa yang dinyatakan dalam suatu kalimat.
l  Disertai Kata Itu
Kebanyakan subjek dalam bahasa Indonesia bersifat takrif (definite). Untuk menyatakan takrif, biasanya digunakan kata itu.
l  Didahului Kata Bahwa
Di dalam kalimat pasif kata bahwa merupakan penanda bahwa unsur yang menyertainya adalah anak kalimat pengisi fungsi subjek. 
l  Mempunyai Keterangan Pewatas Yang
Kata yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberi keterangan lebih lanjut dengan menggunakan penghubung yang. Keterangan ini dinamakan keterangan pewatas.
l  Tidak Didahului Preposisi
            Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada. Orang sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu sehingga menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek. 
l  Berupa Nomina atau Frasa Nominal
l  subjek kebanyakan berupa nomina atau frasa nominal.
            Di samping nomina, subjek dapat berupa verba atau adjektiva, biasanya, disertai kata penunjuk itu
2.     Predikat
Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek Bagian ini khusus membicarakan ciri-ciri predikat secara lebih terperinci adalah sebagai berikut :
l  Jawaban atas Pertanyaan Mengapa atau Bagaimana
Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan informasi atas pertanyaan mengapa atau bagaimana adalah predikat kalimat. Pertanyaan sebagai apa atau jadi apa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa nomina penggolong (identifikasi).
l  Kata Adalah atau Ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama digunakan jika subjek kalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas antara subjek dan pelengkap tidak jelas.
l  Dapat Diingkarkan
Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk pengingkaran yang diwujudkan oleh kata tidak. Bentuk pengingkaran tidak ini digunakan untuk predikat yang berupa verba atau adjektiva. Di samping tidak sebagai penanda predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat yang berupa nomina atau predikat kata merupakan.  
l  Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.
3.     Objek
Objek adalah sesuatu yang di kenai pekerjaan. Ciri-ciri objek ini sebagai berikut :
l  Langsung di Belakang Predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.
l  Dapat Menjadi subjek Kalimat Pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjekdalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.
l  Tidak Didahului Preposisi
Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat tidak didahului preposisi. Dengan kata lain, di antara predikat dan objek tidak dapat disisipkan preposisi.
l  Didahului Kata Bahwa
Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.
4.      Pelengkap
Pelengkap dan objek memiliki kesamaan. Kesamaan itu ialah kedua unsur kalimat ini :
·       Bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat.
·       Menempati posisi di belakang predikat.
·       Tidak didahului preposisi.
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap. Berikut ciri-ciri pelengkap.
l  Di Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat berikut.
a.    Diah mengirimi saya buku baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan  tidak mendahului predikat. 
l  Tidak Didahului Preposisi
Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi.
5.      Keterangan
Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang, oleh, dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata penghubung, seperti ketika, karena, meskipun, supaya, jika, dan sehingga. Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan :
l  Bukan Unsur Utama
Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan merupakan unsur tambahan yang kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat wajib.
l  Tidak Terikat Posisi
Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki kebebasan tempat. Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat, atau di antara subjek dan predikat.
                        Jenis Keterangan
Keterangan dibedakan berdasarkan perannya di dalam kalimat, keterangan dapat berupa :

ü  Keterangan Waktu
Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa kata adalah kata-kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin, besok, sekarang, kini, lusa, siang, dan malam. Keterangan waktu yang berupa frasa merupakan untaian kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin pagi, hari Senin, 7 Mei, dan minggu depan. Keterangan waktu yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor yang menyatakan waktu, seperti setelah, sesudah, sebelum, saat, sesaat, sewaktu, dan ketika.
ü Keterangan Tempat
Keterangan tempat berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai oleh preposisi, seperti di, pada, dan dalam.
ü Keterangan Cara
Keterangan cara dapat berupa kata ulang, frasa, atau anak kalimat yang menyatakan cara. Keterangan cara yang berupa kata ulang merupakan perulangan adjektiva. Keterangan cara yang berupa frasa ditandai oleh kata dengan atau secara. Terakhir,  keterangan cara yang berupa anak kalimat ditandai oleh kata dengan dan dalam.
ü Keterangan Sebab
Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan sebab yang berupa frasa ditandai oleh kata karena atau lantaran yang diikuti oleh nomina atau frasa nomina. Keterangan sebab yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor karena atau lantaran.
61  Keterangan Tujuan
Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan tujuan yang berupa frasa ditandai oleh kata untuk atau demi, sedangkan keterangan tujuan yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor supaya, agar, atau untuk.
ü Keterangan Aposisi
Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya,subjek atau objek. Jika ditulis, keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah (--), atau tanda kurang. 
ü Keterangan Tambahan
Keterangan tambahan memberi penjelasan nomina (subjek) ataupun objek), tetapi berbeda dari keterangan aposisi. Keterangan aposisi dapat menggantikan unsur yang diterangkan, sedangkan keterangan tambahan tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan.
ü Keterangan Pewatas
Keterangan pewatas memberikan pembatas nomina, misalnya, subjek, predikat, objek, keterangan, atau pelengkap.
Kalimat Majemuk Bertingkat

Dalam Sub Bab kalimat, terdapat Bab Kalimat majemuk bertingkat      (subordinat ), dan kalimat majemuk setara (kordinatif), apakah devinisi dari setiap kalimat itu dan bagaimanakah cara penulisannya dalam sebuah kalimat?

1.      Devinisi dari Kalimat Majemuk Setara (koordinatif) adalah[2]

Struktur kalimat yang di dalamnya terdapat sekurang-kurangnya dua kalimat dasar dan masing-masing dapat berdiri sebagai kalimat tunggal disebut kalimat majemuk setara (koordinatif). Kalimat berikut terdiri atas dua kalimat dasar contoh :
      Saya datang, dia pergi.
Kalimat itu terdiri atas dua kalimat dasar yaitu saya datang dan dia pergi. Jika kalimat dasar pertama ditiadakan, unsur dia pergi masih dapat berdiri sendiri sebagai kalimat mandiri. Demikian pula sebaliknya. Keduanya mempunyai kedudukan yang sama. Itulah sebabnya kalimat itu disebut kalimat majemuk setara.

2.      Devinisi dari Kalimat Majemuk Bertingkat (subordinatif) adalah [3]

Kalimat yang mengandung satu kalimat dasar yang merupakan inti (utama) dan satu atau beberapa kalimat dasar yang berfungsi sebagai pengisi salah satu unsur kalimat inti itu misalnya keterangan, subjek, atau objek dapat disebut sebagai kalimat majemuk bertingkat jika diantara kedua unsur itu digunakan konjungtor. Konjungtor inilah yang membedakan struktur kalimat majemuk bertingkat dari kalimat majemuk setara.

Pernyataan berikut menjadi kalimat majemuk bertingkat jika disisipi konjungtor misalnya ketika, karena, supaya, meskipun, jika, atau sehingga.
      Saya masuk, mereka diam.
Kalimat di atas merupakan kalimat majemuk setara. Tetapi,  kalimat itu berubah menjadi kalimat majemuk bertingkat dengan penempatan konjungtor ketika.
      Saya masuk ketika mereka diam.
Pada kalimat majemuk setara, masing-masing kalimat penyusunnya dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal. Sebaliknya pada kalimat majemuk bertingkat, kalimat penyusun yang didahului konjungtor seperti kalimat ketika mereka diam tidak dapat berdiri sendiri. Oleh karena itu, kalimat yang memiliki konjungtor semacam ini berfungsi sebagai anak kalimat pengisi salah satu unsur kalimat inti.

Penulisan Karya Tulis
Karya ilmah adalah merupakan sebuah karya tulis yang sangat memperhatikan penulisan, terutama penggunaan bahasa yang baku, lalu bagaimanakah ciri-ciri penulisan yang baik dalam karya tulis dengan menggunakan bahasa yang baku.
Berikut adalah Ciri ciri bahasa karya ilmiah[4]
Cendekia, Lugas, Jelas, Formal, Obyektif, Konsisten, Bertolak Dari Gagasan, Serta Ringkas Dan Padat.
·         Cendekia
Bahasa yang cendekia mampu membentuk pernyataan yang tepat dan seksama, sehingga gagasan yang disampaikan penulis dapat diterima secara tepat oleh pembaca.
Contoh :
Infeksi cendawan pembentuk mikoriza (CPM) akan mempengaruhi serapan hara fosfor oleh tanaman inang melalui akar terutama tanaman yang tumbuh pada tanah yang kekurangan fosfor yang dimungkinkan oleh adanya hifa eksternal.
·         Lugas
Paparan bahasa yang lugas akan menghindari kesalah-pahaman dan kesalahan menafsirkan isi kalimat dapat dihindarkan. Penulisan yang bernada sastra perlu dihindari.
Contoh :
Mahasiswa sering mendapatkan tugas yang tidak dapat dikataka ringan sehingga kemampuan berfikirnya menjadi berada di awang-awang.
·         Jelas
Gagasan akan mudah dipahami apabila (1) dituangkan dalam Bahasa yang jelas dan (2) hubungan antara gagasan yang satu dengan yang lain juga jelas. Kalimat yang tidak jelas, umumnya akan muncul pada kalimat yang sangat panjang.
Contoh :
Struktur cendawan pembentuk mikoriza (CPM) pada apikal akar berbentuk bebas dan berpengaruh tidak langsung terhadap kapasitas serapan hara oleh akar, misalnya dalam kompetisi dalam memanfaatkan karbohidrat, karena cendawan pembentuk mikorisa sangat tergantung kepada kandungan karbon tanaman inang sebagai sumber energinya serta kapasitas dan mekanisme CPM dalam menyerap hara hanya akan dievaluasi dari asosiasinya dengan tanaman inang.
·         Formal
Bahasa yang digunakan dalam komunikasi ilmiah bersifat formal. Tingkat keformalan bahasa dalam tulisan ilmiah dapat dilihat pada lapis kosa kata, bentukan kata, dan kalimat.
Kalimat formal dalam tulisan ilmiah dicirikan oleh :
1. kelengkapan unsur wajib (subyek dan predikat),
2. ketepatan penggunaan kata fungsi atau kata tugas,
3. kebernalaran isi,  
4. tampilan esai formal.
·         Obyektif
Sifat obyektif tidak cukup dengan hanya menempatkan gagasan sebagai pangkal tolak, tetapi juga diwujudkan dalam penggunaan kata.
Contoh :
Daun tanaman kedelai yang mengalami khlorosis kiranya disebabkan oleh kekurangan unsur nitrogen.
·         Konsisten
Unsur bahasa, tanda baca, dan istilah, sekali digunakan sesuai dengan kaidah maka untuk selanjutnya digunakan secara konsisten.
Contoh :
Untuk mengatasi bahaya kelaparan pada musim kemarau 200,masyarakat dihimbau untuk menghemat penggunaan beras dengan sistem diversifikasi pangan dan menggalakan kembali lumbung desa.
·         Bertolak dari Gagasan
Bahasa yang digunakan dengan orientasi gagasan. Pilihan kalimat yang lebih cocok adalah kalimat pasif, sehingga kalimat aktif dengan penulis sebagai pelaku perlu dihindari.
Contoh :
Penulis menyimpulkan bahwa hifa cendawan pembentuk Mikoriza yang berasosiasi dengan akar tanaman mampu membantu tanaman untuk menyerap unsur hara fosfor dan nitrogen.
Paragraf
Dalam membuat sebuah kalimat pastilah kita sangat memerlukan sebuah paragraf, gagasan utama dan macam peletakan gagasan utama. Lalu bagaimanakah ciri paragraf yang baik.
Pengertian Paragraf[5]
Paragraf disebut juga alinea. Paragraf adalah seperangkat kalimat yang tersusun secara logis dan sistematis  yang mengandung satu kesatuan ide pokok.
Apa saja bentuk gagasan umum itu
1.        Paragraf Deduksi
Kalimat topik dikembangkan dengan pemaparan ataupun deskripsi sampai bagian-bagian  kecil sehingga pengertian kalimat topik yang bersifat umum menjadi jelas.
2.      Paragraf Induksi
Paragraf dimulai dengan penjelasan bagian-bagian kongkret atau khusus yang dituangkan dalam beberapa kalimat pengembang. Berdasarkan penjelasan itu pengarang sampai kepada kesimpulan umum dinyatakan dengan kalimat topik pada bagian akhir paragraf. Paragraf yang tersusun dengan cara ini disebut Paragraf Induksi.

3.      Paragraf Deduktif-Induktif
Kalimat Utamanya terdapat pada awal paragraph, dan di akhir juga
Ciri paragaf yang baik adalah yang tidak membuat orang malas dalam membacanya berikut adalah cirri paragraf yang baik
1.      Jumlah baris dalam paragraf tidak lebih dari 10 baris.
2.      Pada kata pertama menjorok ke kanan.
3.      Pengunaan huruf besar pada awal kata.

Dalam sebuah karya tulis hendaklah memperhatikan hal-hal berikut seperti sarat sebuah karya tulis dan langkah penulisannya. Apa sajakah sarat-sarat sebuah karya tulis itu dan bagaimana penulisannya.
Dalam karya tulis terdapat tiga hal yang harus di penuhi sebagai karya tilis sarat tersebut adalah sebagai berikut[6]
·         Memenuhi kaidah penalaran (reasoning).
·         Pemilihan kata(diksi) yang baik dan akurat, serta
·         mengandung koherensi dan komposisi yang baik dalam
setiap kelompok gagasan yang dirumuskan.
                   Dalam penulisan karya tulis langkah yang diambil adalah sebagai berikut[7] :
1.    Halaman Judul
Pada bab ini berisi  judul, nama pembuat, identitas  sekolah, perguruan tinggi maupuninstasi
2. Daftar Isi
3. Pendahuluan (BAB I)
Pada bab pendahuluan penulis mengemukakan uraian mengenai hal yang dipermasalahkan, latar belakang masalah,  Identifikasi masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian.
4.    Tinjauan Pustaka (BAB II)
Pada bab ini penulis menyampaikan buku buku yang menjadi rujukan dalam membauat karya tulis seperti, kajian teori, Kajian hasil penelitian.
5. Metode Penelitian (BAB III)
Pada bagian ini penulis mengemukakan penulisan metode metode yang di gunakn dalam penelitian seperti objek tindakan., setting/Lokasi/Subjek penelitia, metode pengumpulan data, metode analisis data, cara pengambilan kesimpulan.
6.    Daftar Pustaka.
Pada bab ini penulis menuliskan sumber-sumber yang menjadi rujukan dalam penulisan, rujukan tersebut dapat berupa buku, hasil penelitian orang lain, maupun dari internet.
7. Lampiran
                   Dalam bab ini penulis dapat menyertai data-data baik data berupa gambar maupun visual
KESIMPULAN
Dalam kancah penulisan  terutama penulisan sistematika karya ilmiah memang sangat membingungkan bagi sebagian orang namun dengan mengatahui  tehnik maupun tata bahasa yang baik dan benar semua permasalah itu tidak akan di jumpai.
Jadi dalam sistematika penulisan baik untuk karya ilmiah, artikel, opni, maupun sebuah tulisan lepas baik berupa cerpen maupun novel hendaklah menggunakan bahasa yang baik dan beanr walaupun terdapat toleransi penggunaan bahasa yang tidak baik dan benar dalam penulisan novel maupun cerpen, namuh hal itu tidak membuat penggunaan bahasa Indonesia lepas begitu saja.











Daftar Pustaka
Http:// Images.Budicure.Multiply.Com
Http://Pbsindonesia.Fkip-Uninus.Org
Http:// Elcom: Umy.Ac.Id
Http :// Mizan.Com
Http://Wijayalabs.Wordpress.Com















MAKALAH






Makalah ini di tujukan guna menggantikan ujian
mata kuliah Bahasa Indonesia
Dosen pengampu : ABDUL WACHID. BS.SS

Disusun oleh :
           Nama                          : Ghani indra rahmwan  
           Nim                             : 082311009
           Smstr/Jur/Prodi           :2 BKI / DAKWAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) PURWOKERTO
2009


[1] http:// images.budicure.multiply.com
[2] http://pbsindonesia.fkip-uninus.org
[3] Ibid.
[4].http:// elcom: umy.ac.id
[5] http://pbsindonesia.fkip-uninus.org
[6] http :// Mizan.com
[7] http://wijayalabs.wordpress.com

0 comments