Paksa Klik Iklan Pada Blogger UNTUK MENUTUP IKLAN

02/09/10

Siswa Terakhir

Uhh... kenapa sih hari ini aku merasa begitu sial,” gerutu Ocha, sambil meletakkan sapu dan tempat sampah.
Waktu sudah menunjukkan pukul 15.00, tapi Ocha masih harus berada di sekolah. Sesuai pesan Bu Rini, guru Matematika, bahwa sesuai kegiatan ekstra, Ocha harus membersihkan kelas dan papan tulis. Sebagai hukuman karena telah dua kali membolos dan tidak mengerjakan PR.
”Maaf Bu, saya sudah mengerjakan PR tapi bukunya ketinggalan,” begitu jawabnya, setiap kali Bu Rini menanyakan PR dan menyuruhnya maju, hingga membuat Bu Rini marah dan memberiknya hukuman, untuk menyapu dan membersihkan papan tulis setelah kegiatan ekstra menari. Ketika Ocha selesai menyapu, hendak membuang sampah, tiba-tiba ia merasa takut, teringat cerita Linda, salah satu temannya. Bahwa di gudang belakang sekolah dekat tempat pembuangan sampah, angker.
”Kalian jangan berani-berani lewat atau bermain di dekat gudang, karena ada penunggunya,” dengan semangat Tina memberitahu teman-temannya.
”Selain itu, penunggunya tidak menyukai anak-anak yang malas dan nakal,” ucap Lili menyambung cerita Tina.
Pada awalnya Ocha tidak percaya dengan cerita teman-temannya, tapi tiba-tiba, Ocha merasa takut. Karena sekolah sudah sangat sepi, hanya Ocha siswa terakhir, yang masih berada di sekolah.
”Aku harus tetap membuang sampah ini,” gumamnya sambil mendesah pelan. Karena takut besok ditegur Bu Rini, akhirnya Ocha nekat membuang sampah ke gudang belakang sekolah. Saat berada tepat di depan gudang, Ocha merasa ada suara aneh.
”Gubrak,” Ocha melompat, kaget dan terjatuh.
”Ngeong,” tiba-tiba suara muncul setelah suara yang mengagetkan dan membuatnya takut.
”Ah, ternyata kucing yang sedang mengejar tikus,” Ocha merasa tenang. Namun, ketika Ocha bangun dan berjalan menuju halaman sekolah, tiba-tiba ada suara yang membuatnya takut, seperti ada yang melangkah mendekat. Ketika Ocha menoleh tidak ada siapa-siapa, lalu Ocha kembali berjalan.
”Aaa,” Ocha terpekik, ada seraut wajah menakutkan beberapa senti dari wajahnya. Wajah perempuan seumuran dirinya. Ocha mundur, lalu terjatuh.
”Aku tidak menyukai siswa nakal dan malas sepertimu,” begitu ucapnya sambil mendekat pada Ocha. Ocha menjerit ketakutan ketika sebuah tangan menyentuhnya dan terasa begitu dingin, Ocha tersentak dan menoleh, ternyata ia masih di dalam kelas.
”Ocha, kamu tertidur di dalam kelas ya?” tegur Bu Rini, membuat Ocha terkejut dan sekaligus lega, karena telah terbebas dari mimpi aneh dan menakutkan.
”Ocha, kenapa kamu tidur di kelas?” tanya Bu Rini setelah pelajaran Matematika selesai.
”Ocha ngantuk Bu, karena tidur terlalu malam,” jawabnya malu-malu. Bu Rini tidak memarahinya, tapi menasihati dengan lembut, kalau Ocha harus tidur tepat waktu agar tidak terlambat ke sekolah dan tertidur saat pelajaran. Ocha berjanji pada dirinya sendiri dan Bu Rini, untuk selalu tidur tepat waktu dan mengerjakan PR, serta tidak terlalu sering menonton TV di malam hari. Karena Ocha takut penunggu gudang belakang sekolah akan benar-benar mencarinya, kalau ia masih malas.
- Siti Nur Azizah

dimuat di SOLOPOS, Minggu 21 Maret 2010
di ambil dari  http://rumah-ajaib.blogspot.com

0 comments