Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Lukman ayat 13
Tentang pendidikan agama (Tauhid)
PENDAHULUAN
Tauhid adalah mengesakan Alloh dengan sesuatu yang khusus bagiNya, yang berupa Rububiyah, Uluhiyah, dan Al-Asma Wa Sifat. Tauhid dibagi menjadi 3, yaitu: tauhid uluhiyah, tauhid Rububiyah, dan Tauhid asma dan sifat.
1. Tauhid Rububiyah : mengesakan Alloh SWT dalam hal penciptaan, kepemilikan dan kepengurusan.
Pengesaan Allah dalam penciptaan artinya: keyakinan manusia bahwa tidak ada penciptaan melainkan Allah semata.
Pengesaan Allah dalam kepemilikan artinya: kita yakin bahwasannya tidaka ada yang memiliki makhluk kecuali yang menciptakan mereka.
2. Tauhid Uluhiyah : mengesakan Alloh dalam bentuk ibadah, yang berhak di ibadahi hanyalah Alloh SWT.
3. Tauhid Asma dan Sifat : mengesakan Alloh dalam bentuk mengimani nama-nama Alloh(Asmaul husna).
Dalam surat Al-Lukman ayat 13 dijelaskan bahwa menyekutukan Alloh SWT itu adalah kezaliman yang besar, jadi menyekutukan Allah (syirik) dalam bentuk apapun dilarang oleh Alloh dan dosanya sangatlah besar.
Syirik merupakan menyamakan sesuatu dengan selain Allah SWT dalam hal-hal yang mengkhususkan Allah. Seperti berdoa kepada selain Allah, beribadah pada selain Alloh dan lain sebagainya. Karena itu barang siapa menyembah selain Allah berarti ia meletakkan ibadah tidak tempatnya dan memberikan kepada yang tidak berhak. Dan Allah tidak akan mengampuni orang musyrik jika ia meninggal dalam kemusyrikannya. Sehingga surgapun diharamkan atas orang-orang yang musyrik dan syirik itu dapat menghapuskan pahala segala amal perbuatan yang telah dikerjakan didunia.
Dalam zaman sekarang ini, pendidikan agama yakni pendidikan Tauhid sangatlah penting bagi masyarakat, pelajar, pemimpin dan lainnya. sebagai benteng atau pondasi hidup untuk menjalani kehidupan ini dan bebasnya pergaulan sekarang ini.
PEMBAHASAN
A. Teks Al-Qur’an
Qs. Al-lukman (31):13
Terjemah:13. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar."
B. Asbabun Nuzul
Firman Allah SWT:
“dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar."
Diketengahkan oleh Ibnu Jabir dari hjalur Al-Aufi dari Ibnu Abbas Ra, sehubungan dengan firmannya : “Dan diantara manusia ada orang yang menggunakan perkataan yang tidak berguna.” Kemudian Ibnu Abbas menceritakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan seorang laki-laki dari kalangan kabilah Quraisy yang telah membeli seorang sahaya wanita penyanyi.
Jawair mengetengahkan sebuah hadits melalui Ibnu Abbas yang telah menceritakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan An-Nadr Ibnul Haris ia membeli seorang sahaya perempuan penyanyi. An-Nadr adalah oramg yang tidak suka mendengar orang masuk islam. Jika ada orang ingin masuk islam pastilah ia langsung membawanya pada penyanyinya lalu ia memerintahkan pada penyanyinya:” berilah ia makan,minum,dan kemudian sajikanlah nyanyianmu kepadanya. Hal ini lebih baik dari pada apa yang diserukan Muhammad kepadamu yaitu salah. Kaitannya dengan ayat 13 Lukman yaitu dalam surat Lukman dilarang mempersekutukan Alla dengan sesuatu apapun. Kita harus memegang teguh Agam Allah dengan iman yang kuat dan keteguhan. Walaupun iman kita digoda apapun, kita harus kuat memegang teguh Agama Allah dan membentenginya dengan Iman yang kuat.
C. Munasabah Ayat
Pada ayat-ayat yang lalu diterangkan bahwa Allah telah menciptakan langit, gunung-gunung dan bintang-bintang, serta menurunkan hujan yang dengannya tumbuh berbagai tumbuhan dan tanaman. Semuanya merupakan nikmat yang nyata yang dilimpahkan Allah SWT kepada manusia. Pada ayat berikut ini diterangkan nikmat-nikmat Allah yang tidak tampak. Berupa hamba-hamba yang memiliki ilmu, hikmah dan kebijaksanaan seperti lukman. Dengan pengetahuan itu ia telah sampai kepada kepercayaan yang benar dan budi pekerti yang mulia, tanpa ada nabi yang menyampaikan dakwah kepadanya. Oleh Lukman kepercayaan dan budi pekerti yang mulia diajarkan kepada putranya agar ia menjadi hamba yang saleh di muka bumi ini. Adapun yang diajarkan Lukman kepada anaknya yaitu ketauhidan, budi pekerti dan lain sebagainya
D. Makna Mufrodat
(Dan) ingatlah (ketika lukman berkata kepada anaknya, diwaktu ia menasihatinya: “ hai anakku”). Lafadz bunayya adalah bentuk tasgir, yang dimaksud adalah memanggil anak dengan nama kesayangannya. (janganlah kamu mempersekutukan Alloh, sesungguhnya mempersekutukan Alloh itu) (adalah benar-benar kezaliman yang besar) maka anaknya itu bertobat kepada Alloh dan masuk islam.
Kata(ya’izhuhu) terambil dari kata(wa’zh) yaitu nasihat menyangkut berbagai kebajikan dengan cara yang menyentuh hati. Ada juga yang mengartikannya sebagai ucapan yang mengandung peringatan dan ancaman. Sementara para ulama memahami kata (wa’zh) dalam arti ucapan yang mengandung peringatan dan ancaman. Berpendapat bahwa kata tersebut mengisyaratkan bahwa anak Lukman adalah seorang musyrik, sehingga sang ayah mentandang hikmah itu terus menerus menasihatinya sampai akhirnya sang anak mengakui tauhid. Nasihat dan ancaman tidak harus dikaitkan dengan kemusyrikan. Kata (bunayya) adalah parton yang menggambarkan kemungilan. Asalnya adalah (ibny) dari kata (ibn) yakni anak lelaki. Pemungilan tersebut mengisyaratkan kasih sayang. Ayat diatas memberi isyarat bahwa mendidik anak hendaknya didasari oleh rasa kasih sayang terhadap pesrta didik. Lukman memulai nasihatnya dengan menekankan perlunya ,enghindari syirik/ menyekutukan Allah. Larangan tersebut sekaligus mengandung pengajaran tentang wujud dan keEsaan Allah.
E. Makna Ijmali
Dalam surat Al-Lukman ayat 13 ini dibahas tentang masalah larangan menyekutukan Allah AWT dengan sesuatu apapun. Yakni dalam segi ibadah, kepercayaan dan keyakinan. Yang dijelaskan dalam surat ini yaitu Lukman memberi nasihat dan pelajaran serta bimbingan kepada anaknya agar anaknya kembali kejalan yang lurus dan benar menurut ajaran Islam. Seseorang yang melakukan syirik atau menyekutukan Allah SWT dijamin ia akan mendapatkan dosa yang amat besar.
F. Tafsir Ayat
• Tafsir Ibnu Katsir
Alloh SWT berfirman mengisahkan Lukman tatkala memberi pelajaran dan nasihat kepada putranya yang bernama tsaran. Berkata Lukman kepada anaknya yang paling disayang dan dicintainya itu: “Hai anakku, janganlah engkau mempersekutukan sesuatu dengan Allah, karena syirik itu sesungguhnya adalah perbuatan kezaliman yang amat besar.
• Tafsir Al-Misbah
Surat Al-Lukman Ayat13 melukiskan pengamalan hikmah oleh Lukman, serta pelestarian hikmah pada anaknya. Hal itu mencerminkan kesyukuran beliau atas anugerah tersebut. Ayat yang berbunyi: “ Dan ingatlah ketika Lukman berkata kepada anaknya dalam keadaan dia dari saat ke saat menasihatinya bahwa wahai anakku sayang! Janganlah engkau mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun, dan jangan juga mempersekutukanNya sedikit persukutuan pun, lahir atau batin. Persekutuan yang jelas maupun yang tersembunyi. Sesungguhnya syirik(mempersekutukan Allah) adalah kezaliman yang amat besar. Itu adalah penempatan sesuatu yang sangat agung pada tempat yang sangat buruk.
• Tafsir An-Nur
Ketika Lukman berkata kepada anaknya sewaktu memberikan pelajaran: “Wahai anakku, janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah itu benar-benar suatu aniaya yang besar.”
Lukman menyuruh anaknya agar hanya menyembah Allah semata, dan melarang anaknya menyekutukan Allah. Karena itu adalah kezaliman yang sangat besar. Kezaliman adalah meletakan sesuatu bukan pada tempatnya. Orang yang menyamakan berhala dengan Allah adalah orang yang menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya yang benar.
• Tafsir Al-Qur’an dan tafsirnya
Allah mengingatkan kepada Rosulullah tentang nasihat yang pernah diberikan Lukman kepada putranya ketika ia memberi pelajaran kepadanya. Nasihat itu ialah: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar."
Mempersekutukan Allah dikatakan kezaliman karena perbuatan itu berarti menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya, yaitu menyamakan sesuatu yang melimpahkan nikmat dan karunnia dengan sesuatu yang tidak sanggup memberikan semuanya itu. Menyamakan Allah sebagai sumber nikmat dan karunia dengan patung-patung yang tidak dapat berbuat apa-apa adalah perbuatan zalim. Perbuatan itu dianggap kezaliman yang besar karena yang disamakan dengan makhluk yang tidak bisa berbuat apa-apa itu adalah Allah pencipta dan penguasa semesta alam.
• Tafsir Al-Azhar
“Dan ingatlah tatkala Lukman berkata pada putranya, dikala Dia mengajarinya” yaitu bahwasannya inti hikmah yang telah dikaruniakan Allah kepada Lukman telah disampaikannya dan diajarkannya pada anaknya, sebagai pedoman utama dalam kehidupan.
“Wahai anakku, janganlah engkau mempersekutukan Allah” artinya janganlah engkau mempersekutukan Allah dengan yang lain, karena tidak ada Tuhan selain Allah. Dan Tidaklah Allah bersekutu dengan Tuhan yang lain dalam menciptakan alam ini.
“Sesungguhnya mempersekutukan itu adalah aniaya yang amat besar” Artinya menganiaya diri sendiri dan memperbodoh diri sendiri.
G. Analisis
Dari penjelasan dan penjabaran tafsir surat Al-Lukaman ayat13 tentang pendidikan agama(tauhid)diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa Lukman memberi pelajaran dan nasihatnya kepada anaknya agar ia tidak menyekutukan Alla SWT dan kembali ke jalan yang benar yaitu Ajaran dan Agama Allah SWT. Hal ini patut kita tiru dan kita ajarkan juga pada keluarga, teman, dan orang disekitar lingkungan kita. Agar mereka tidak melakukan perbuatan syirik dan mereka tahu betapa besarnya dosa dan siksaan yang akan diberikan pada orang-orang yang menyekutukan Allah SWT.. Perbuatan syirik dalam kehidupan masyarakat sering sekali kita jumpai, misalnya sedekah laut, sedekah bumi, ritual-ritual pemanggilan hujan, tolak bala, dan lain sebagainya. Hal tersebut dapat dikatakan syirik/menyekutukan Allah SWT karena didalamnya mengandung unsur-unsur gaib yang mereka yakini dapat memberikan apa yang mereka inginkan. Padahal sebagai Muslim yang baik seharusnya kita tetap berpegang teguh pada agama dan ajaran-ajaran islam, dan tidak terpengaruh dengan aliran-aliran yang sesat. Dari penjabaran tafsiran para mufasir, dapat disimpulkan bahwa dalam memberi nasihat dan pelajaran pada anak, keluarga, masyarakat, anak didik, dan lain sebagainya haruslah didasari dengan rasa kasih sayang yang penuh. Seorang anak harus dibekali dengan pendidikan agama agar sang anak tahu
H. Kesimpulan
Dari tafsir Qs. Al-Lukman ayat13 dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang Ayah/orang tua haruslah selalu memantau kegiatan keseharian anaknya, mengarahkan kejalan yang lurus dan selalu menasihatinya dan hal keagamaan, Moral, tingkah laku dan lain sebagainya. Orang tua haruslah memberikan kasih sayang dan perhatian yang penuh kepada anaknya. Seperti yang dilakukan Lukman pada anaknya, Beliau senantiasa menasihati anaknya agar tidak menyekutukan Allah, akhirnya dengan kesabaran Lukman yang senantiasa menasihati dan memberi pelajaran pada anaknya, anaknya pun jadi meninggalkan syirik dan kembali kejalan Allah SWT. Disinilah fungsi Ayah, dimana Ia wajib memberi pelajaran kepada anak-anaknya dan menunjukan mereka kepada kebenaran dan menjauhkan mereka dari kebinasaan.
Daftar pustaka
Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, 2005 Tafsir Ibnu Katsir, jilid6, Surabaya: Bina Ilmu
Departemen Agama RI, 2009Al-Qur’an dan Tafsirnya jilid7, Jakatra: Lentera Abadi
Imam Jalaluddin al Mahalli dan Imam Jalaluddin as Suyuti, 2006 Terjemah Tafsir Jalalail; berikut Asbabun Nuzul. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
M. Quraisy Shihab, 1999 Tafsir Al-Misbah vol.11” Cairo: Lentera Hati
Hamka, 2003 Tafsir Al-Azhar jilid7. Singapura: Pustaka Nasional PTE LTH
Tengku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, 2000 Tafsir Al-Qur’anul Majid an-Nuur. Semarang :PT. Pustaka Rizki